Senin, 13 November 2017

surat untuk ibu di tahun ke 27....

bu,
saya takut menikah..

saya takut suami saya akan malas dan melimpahkan semua tanggung jawab dan pekerjaan kepada istri, seperti bapak ke ibu..

saya takut nanti saya lelah bekerja, gaji tidak seberapa yang hanya numpang lewat di rekening untuk cepat habis memenuhi kebutuhan suami dan istri (juga anak), tapi begitu pulang kerumah masih harus jadi ibu rumah tangga yang menyelesaikan pekerjaan rumah, mengulek cabe keriting dengan tenaga saya yang sisa setengahnya (kau tahu kan bagaimana gemas nya mengulek cabe yang susah lembut ? apalagi untuk orang seperti saya yang perfectionis dan menginginkan cabe tersebut halus) dan suami tidak ingin membantu, setelah itu tumpukan cucian, belom urus anak, lalu terakhir harus kelonin suami, melenguh palsu hanya agar semua lekas selesai lalu tidur...
ah.. bunuh saja aku..

bu,
saya takut menikah...
saya takut nanti setelah melahirkan tubuh saya melar lalu tidak cantik lagi, kemudian suami saya selingkuh dengan instruktur senam, seperti bapak ke ibu...

saya takut tidak diinginkan lagi bu, saya takut dicampakan, saya takut ditinggalkan hanya karena visual saya tidak lagi enak dilihat..
bu, tahukah ibu.. hampir dua hari sekali saya hanya tidur 3-4 jam...
begadang hanya agar tidak mudah melar (karena diet dan olahraga sudah saya lakukan dan tidak berhasil membuat saya kurusan, jalan satu-satunya yang berhasil adalah begadang)
bu, jika saya hanya untuk di inginkan saat cantik lalu dibuang saat tidak lagi cantik, sebaiknya saya sendirian saja...


bu,
maafkan saya membuat ibu khawatir.
doakan saja kelak saya dicintai oleh orang yang tepat, yang tidak akan berbuat buruk dan selalu bersama saya dalam kasih sayang selamanya